Seperti apakah wajah kekasih?
Seperti langit yang biru dihiasi awan putih?
Seperti laut yang tenang nampak menggemaskan namun mematikan?
Betapa malam telah berganti dan tahun bertambah
Telah kusesapi berjuta-juta cangkir kopi dengan pekatnya yang mengundang
Juga kutelisih pada desah-desah gendang besar diantara musik-musik dangdut
Pada Irama campur sari hingga musik dakwah Oma Irama
Atau di lembah Baliem, hingga Lembah Ngarai
Diantara jasad-jasad Tsunami
Atau sampah-sampah scala Richter
Namun tetap saja aku merasa sepi
Seperti sebuah seruling bernyanyi sendiri tanpa domba-domba
Seperti apakah wajah kekasih?
Lagi kau kumandangkan tanya itu
Kita saling bersitatap pada selembar cermin
Bukankah kita sepasang kekasih?
Kau tersenyum dan berkata.....bukan!
Kita adalah sepasang pelaku ekonomi.
0 Response to "Puisi Seorang Pelacur."
Posting Komentar