
Dari ribuan pelacur yang ada di Dolly Surabaya, ada sebuah berita negatif yang menyebutkan bahwa beberapa diantaranya telah terinfeksi virus HIV. Bahkan menurut sumber yang ada, jumlah mereka mencapai 10% dari total penjaja seks yang ada diwilayah tersebut. Hal ini tentu saja membuat keprihatinan tersendiri bagi kita semua karena pengawasan dan kebersihan yang tidak terjaga dalam kawasan wisata malam tersebut. Walaupun kalau bisa jujur, Dolly Surabaya telah memberikan banyak hal bagi kota Surabaya, mulai dari pekerjaan, pajak, hingga pemasukan lainnya
Dengan kondisi seperti ini, apakah kita akan berpikir untuk menggusur Dolly dari peta kota Surabaya ? Jika itu benar2 terjadi, bagaimana nasib pedagang asongan, PSK, makelar cinta, tukang parkir hingga masyarakat yang telah merasakan penghidupan dari sana ? Apakah telah ada solusi terbaik untuk mereka ? Tidakkah terbesit dalam pikiran kita akan terjadi gejolak yang luar biasa dalam masyarakat sekitar jika rencana penutupan wisata seks gang dolly benar2 terealisasi ?
Kita teralu sulit untuk memahami kehidupan mereka. Kita tidak akan pernah bisa sampai kepada tangis dibalik erangan kenikmatan yang mereka berikan. Kita tidak akan bisa sampai kepada keluhan dan cerita sedih tatkala mereka menerima tamu yang memperlakukan mereka layaknya seekor binatang. Kawasan Dolly memerlukan langkah terbaik dalam penanganan yang tidak hanya sepihak dan menguntungkan beberapa kelompok saja. Kawasan ini memerlukan kebijakan terbaik karena bagaimanapun juga mereka pasti menginginkan kehidupan yang lebih layak demi masa depan yang lebih baik
0 Response to "Dolly ku sayang"
Posting Komentar